Iklan

Iklan

,

Iklan

A D V E R T I S E M E N T

Tersenyumlah Walau Disakiti, Senyum Adalah Obat Mujarab Untuk Hati yang Teraniaya

Redaksi
10 Feb 2021, 00:24 WITA Last Updated 2021-02-13T10:47:43Z
A D V E R T I S E M E N T

Ilustrasi by Liputan6.com
Infokitasulsel.com, Advedtorial - Senyum adalah obat. Benarkah itu? Bisa saja ia nggak? Coba kamu seorang cewek tiba-tiba muncul seorang cowok idaman sembari tersenyum menatapmu. Gimana rasanya?


Pastinya ahh! Mantap hehe... Canda yah!


Disakiti itu mana ada sih yang rasanya mantap. Hmm jangan khawatir sini penulis kasih tahu tipsnya.


Disakiti tidak harus membuat kita terpuruk. Alangkah baiknya jika kita melawan itu dengan tersenyum.


Benar saja. Menurut pengalaman penulis sendiri, ketika disakiti dan melawan dengan senyuman, maka suasana akan berubah seketika. Selain itu kita juga dapat membuka referensi  video-video lucu biar bisa ketawa-ketiwi gitu wkwk.


Ngakak kan bacanya? Gak jelas banget sih hehe. Tapi terus di baca yah kalau perlu bikin teh dulu ya baru lanjut bacanya.


Sungguh luar biasa kan tersenyum terhadap kesakitan. Itu salah satu tips yang paling mantap menghadapi kesakitan-kesakitan tersebut.


Salah satu penyebab sakit hati yang paling sering anak muda jumpai yakni karena putus cinta.


Melansir Liputan6.com, Putus cinta dalam sebuah hubungan adalah hal yang biasa, namun yang perlu Anda tahu, perpisahan ternyata dapat mempengaruhi kesehatan tubuh. So sebaiknya di hindari ya guys.


Kadangkala Masalah yang timbul pada tubuh bisa bersifat fisik, emosional atau mental. Reaksinya juga akan berbeda di tiap orang tergantung pada tingkat keseriusan hubungan tersebut. Dalam beberapa kasus, ada yang sampai bunuh diri. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah beberapa masalah kesehatan yang dapat timbul saat putus cinta.


1. Respon melemah


Putus cinta akan membuat tubuh menjadi stres dan ini mempengaruhi respon Anda seperti konsentrasi yang buruk, cemas yang berlebihan yang suatu saat bisa berubah menjadi depresi.


2. Mempengaruhi rasa lapar dan jam tidur


Saat putus cinta, tubuh cenderung melepaskan hormon stres yang disebut dengan kortisol. Ini memainkan peran untuk mengalihkan darah dari sistem pencernaan Anda. Hal tersebut dapat memicu kondisi seperti sindrom iritasi usus (IBS) yang akan membuat makan berlebihan atau makan lebih sedikit. Berbicara tentang tidur, insomnia atau hypersomnia adalah fenomena umum yang dialami orang-orang yang baru berpisah. Anda akan merasa energinya lebih rendah, stres, depresi dan lainnya.


3. Menyebabkan pelepasan neurotransmitter dopamine


Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Colombia University menemukan bahwa putus dari hubungan, mempengaruhi otak Anda secara signifikan. Hal ini mirip dengan cara kerja otak para pecandu kokain terpengaruh selama pemakaian. Sebuah neurotransmiter yang disebut dopamin dilepaskan oleh beberapa bagian otak, hormon ini memainkan peran penting dalam otak dan tubuh. Itu akhirnya membuat kita terobsesi dengan orang yang paling kita sukai.


4. Merilis hormon stres


Kortisol adalah hormon stres yang dilepaskan ketika seseorang sedang mengalami stres serta kadar glukosa darah rendah. Salah satu pemicunya adalah putus cinta atau patah hati. Patah hati akan menyebabkan hormon kortisol lebih lama berada di dalam tubuh. Ini akan mempengaruhi Anda sehingga jadi lebih stres, sering ketakutan, kelelahan fisik dan lainnya.


5. Melemahkan sistem kekebalan tubuh


Patah hati akan melemahkan sistem kekebalan tubuh Anda dengan mematikan bagian-bagian tertentu dari tubuh yang bertugas memerangi mikroba penyebab penyakit. Patah hati menghasilkan sekresi hormon stres yang akan mempengaruhi sistem kekebalan Anda selama rentang waktu tertentu. Ini akan membuat Anda lemah dan menjadi lebih sensitif terhadap penyakit.


6. Mengalami sindrom patah hati


The American Heart Association mengungkapkan bahwa saat putus dengan seseorang, Anda akan mengidap yang namanya sindrom patah hati. Hal ini akan memperbesar hati Anda untuk sementara. Pada kondisi ini, sebagian dari jantung Anda tidak memompa dengan baik, sementara yang lainnya melakukan fungsi seperti biasa, yang berarti kontraksi bisa menjadi lebih kuat.


Dalam sebuah survei ditemukan bahwa perempuan lebih sering terkena dampak sindrom ini yakni sekira 80 persen dibandingkan dengan laki-laki. Gejala-gejala sindrom patah hati itu meliputi detak jantung yang tidak teratur dan nyeri dada. Oleh karena itu sering disalahartikan sebagai serangan jantung.


7. Menyebabkan masalah kulit


Tingkat stres yang tinggi dapat menyebabkan masalah kulit seperti jerawat. Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2007 oleh para peneliti di Wake Forest University di North Carolina menemukan bahwa orang yang mengalami tingkat stres berlebihan seperti saat putus, 23 persen lebih banyak resiko berjerawat. Studi tersebut juga mengungkap bahwa stres dapat memicu peradangan dan jerawat adalah hasil dari peradangan kulit. (Antara/Maria Cicilia).


Tertarik menjadi penulis konten di website ini ??? 

Bukan gratis, akan dibayarkan satu bulan setelah tayang apabila mencapai target monetisasi, tentunya konten yang berkualitas dan bukan hasil copy paste.

Menulis konten di Website ini akan dibayarkan sesuai kualitas konten (Tidak semua konten dapat di monetisasi).

Minat hub kami
Wa: 085240640329

Iklan

               
         
close