Iklan

Iklan

,

Iklan

A D V E R T I S E M E N T

Turki Minati Ballo Hingga Tahi Burung Asal Sulawesi

Infokitasulsel - Baca Berita Setiap Hari
14 Feb 2022, 11:30 WITA Last Updated 2022-03-19T09:05:02Z
A D V E R T I S E M E N T

Seorang pria di Toraja saat mengambil Ballo' (Ist)

Infokitasulsel.com, Makassar - Pejabat Bidang Humas Kominfo Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Ashari mengakui, Ballo asal Sulsel diminati di luar negeri.


Ballo atau Tuak yang merupakan hasil fermentasi air lontar, bagi sebagian masyarakat masih banyak yang mengkonotasikan 'buruk', ternyata persepsi itu keliru.


Pasalnya, minuman khas tradisional masyarakat Sulsel khususnya orang Toraja dan Makassar, justru secara ekonomis olahan Ballo itu menghasilkan produksi gula merah yang berdaya saing tinggi dengan kualitas ekspor.


Potensi ekspor itulah, menjadi fokus perhatian Pemprov Sulsel melalui Dinas Perdagangan Sulsel, yang dinakhodai DR.H.Ashari Fakhsirie Radjamilo.


Ashari, merespon permintaan luar negeri tersebut melalui Dinas Perdagangan Sulsel akan mengirimkan 5 ton gula merah cair ke Turki pada Bulan Februari ini.



Mantan Kadis PMD Sulsel itu menyebut, produksi gula merah cair ini merupakan salah satu UMKM binaan Dinas Koperasi Sulsel, yang berada di Kabupaten Jeneponto.



"Kita sementara mau produksi besar-besaran gula merah cair, itu dari lontar atau ballo. Bahan baku murni dari Kabupaten Jeneponto. Itu sementara ada pengiriman ke sini (Makassar-red), untuk permintaan Turki itu 5 ton untuk Februari ini,"terangnya.



Selain ekspor gula merah cair dari bahan pohon lontar, Ashari F Radjamilo pun berencana memproduksi tahi burung di Kabupaten Bone yang memiliki nilai jual yang tinggi.



"Jadi ada di daerah Bone yang berbatasan Wajo. Di situ kotoran burung dikumpulkan dan dikemas lalu dikirim ke luar negeri," katanya.



Pangsa pasarnya, jelas Kadis Perdagangan Sulsel, dilirik atau diminati di Amerika Serikat dan Jepang.



"Jadi kotoran burung ini dijadikan pupuk. Ini peluang besar kita untuk meraup pendapatan negara melalui kotoran burung," jelas Ashari.


Dari dua hasil produksi binaan UMKM yang akan diekspor tersebut, anak kandung mantan Bupati Jeneponto Alm.H.Radjanilo itu optimis, akan dapat mendongkrak pertumbuhan ekspor di Sulsel.


"Artinya, padarnya sudah kita dapatkan, dan Insya Allah bisa menjadi sesuatu bernilai ekonomi yang tinggi," harapnya.


Selain gula merah cair, komoditas ekspor baru yang mendapatkan pasar adalah teh nipah.


Ashari mengatakan, daun nipah yang selama ini dibuang percuma kini dapat diolah oleh pelaku UMKM binaan Dinas Koperasi dan UMKM Sulsel.


Adapun, pasar yang akan menerima komoditas teh nipah ini adalah Korea dan Turki.


"Ternyata manfaat daun nipah itu luar biasa. Ini diterima oleh Korea dan Rurki. Jadi insya Allah kita kirim juga keluar itu," janji Ashari.


Dikatakan, pemerintah akan teris massifkan pengolahan komoditas baru ini untuk dieskpor.


Pejabat berdarah tulen Butta Turatea Jeneponto inipun, optimis terhadap pencapaian target ekspor 25 persen di tahun 2022, mengingat adanya beberapa pasar baru.


"Pasar baru kita juga beras ketan hitam. Ini negara China yang meminta itu, dan kita berharap juga bisa semakin meningkatkan ekspor di Sulsel," tutur Kadis Perdagangan Sulsel penuh semangat.

Iklan

               
         
close