Iklan

Iklan

,

Iklan

A D V E R T I S E M E N T

Ali Kalora Tewas Tertembak Saat Kontak Senjata Dengan Satgas Magoda di Desa Astina

Ricdwan Abbas
19 Sep 2021, 14:04 WITA Last Updated 2021-09-19T06:04:20Z
A D V E R T I S E M E N T

Foto anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur 'pimpinan Ali Kalora' 
(Gambar: Tribunnews) 
Infokitasulsel.com, Poso - Pemimpin kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso Ali Kalora dikabarkan tewas tertembak saat kontak senjata dengan Satgas Magoda, Sabtu, 18 September 2021.


Peristiwa itu terjadi di Desa Astina, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah sekitar pukul 18.15 Wita.


Selain Ali Kalora, diduga satu anggota MIT juga tewas tertembak. Terduga adalah Jaka Ramadhan alias Ikrima alias Rama.


Di TKP, ditemukan bukti berupa satu pucuk senjata api laras panjang jenis M16, satu bom tarik, satu bom bakar serta perlengkapan lainnya.


Kelompok MIT Poso dikabarkan kerap beraksi di tiga wilayah, yakni Kabupaten Parigi Moutong, Poso dan Sigi. 


Pada awal pandemi, Ali Kalora dan kelompoknya disebut pelaku pembunuhan seorang petani yang diketahui bernama Daeng Tapo.


Korban tewas dibunuh di perkebunan Maitangi, Dusun Sipatuo, Desa Kilo, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Poso pada 8 April 2020. Sebelum ditemukan tewas, Daeng Tapo dilaporkan mengilang sejak Sabtu 4 April 2020.


Dua pekan kemudian, kelompok MIT kembali diduga menjadi otak kasus penembakan terhadap dua anggota polisi di Kabupaten Poso.


Mereka diserang saat sedang berjaga di Bank Syariah Mandiri Jalan Pulau Irian Jaya, Poso Kota pada Rabu, 15 April 2021 pagi. Dua korban mengalami luka tembak dan dilarikan ke RSUD Poso.


Empat hari kemudian, warga Poso kembali dibuat geger.Diduga Ali Kalora dan komplotannya membunuh seorang petani bernama Ambo Ajeng alias Papa Angga pada Minggu (19/4/2020)


Korban adalah warga Desa Kilo, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso. Ia ditemukan dengan luka benda tajam di leher dan bagian tubuh lainnya.


Sebelum ditemukan tewas, Ambo Ajeng diculik saat sedang beristirahat di wilayah KM 08 Gunung Desa Kawande, Kecamatan Poso Pesisir Utara.


Ulah Ali Kalora tak behenti. Mereka kembali membunuh seorang petani di Desa Sangginora, Kecamatan Pesisir Selatan pada Sabtu, 8 Agustus 2020 pada pukul 17.30 Wita.


Saat itu mereka mencegat 2 petani yang hendak ke kebun di Pegunungan Tahiti. Seorang petani berhasil kabut, sedangkan satu petanu yang bernama Agus Balumba tewas dengan luka senjata tajam.


Hari yang sama, pada Sabtu malam kelompok MIT pimpinan Ali Kalora kembali beraksi. 


Bunuh satu keluarga di Sigi.

Salah satu teror MIT yang paling menjadi perhatian adalah saat mereka membunuh satu keluarga di Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Jumat, 27 November 2020.


Satu keluarga itu beranggotakan empat orang, yakni Yasa, Naka, Pedi dan Pinu tewas. Meeka juga membakar beberapa rumah milik warga dan membawa kabur 40 kilogram beras.


Sejumlah warga yang menyaksikan aksi pembunuhan tersebut dan tinggal di sekitar lokasi kejadian didera ketakutan.


Mereka berbondong-bondong lari ke arah hutan untuk menyelamatkan diri.


Aparat dipimpin Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Pol Abdul Rakhman Baso kemudian terjun ke lokasi melakukan penyelidikan dan pengamanan.


Pada kesempatan itu, Kapolda turun langsung melakukan perbaikan dan pembangunan kembali rumah warga yang dibakar.


Aksi terakhir MIT dilakukan di Desa Kalimago, Kecamatan Lore Timur, Poso, Selasa, 11 Mey 2021, Ali kalora cs diduga membunuh empat petani masing-masing berinisial MS, S, P dan L.


Keempat korban ditemukan tewas di dua lokasi berbeda di perkebunan kopi Desa Kalimago. Usai menghabisi nyawa para petani tersebut, Ali Kalora Cs mengambil uang dan barang lain milik korban.


Qatar tewas ditembak

Setelah kejadian tersebut Satgas Madago Raya telah menembak Qatar alias Farel alias Anas.


Qatar tewas usai kontak senjata dengan Satgas Madago Raya di Pegunungan Tokasa, Sesa Tanalanto, Kecamatan Parigi Selatan, Kabupaten Pargi Moutong pada 11 Juli 2021.


Qatar berperan sebagai pimpinan lain di tubuh MIT selaian Ali Kalora. Ia bergabung dengan MIT semasa MIT dipimpin oleh Santoso alias Abu Wardah.


Qatar masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) tindak pidana terorisme.


Dari identitas KTP diperoleh kepolisian, Qatar bernama asli Muhammad Busra beralamat di Desa Wae Racang, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.


Ia diperkirakan berusia 27 tahun dengan ciri-ciri berkulit sawo matang agak bersih, berambut keriting, berbibir tebal dan berhidung bulat kecil.


Qatar tercatat pernah kuliah di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Bima, Nusa Tenggara Barat.


Pada 2011, ia menjadi anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Bima sebelum akhirnya hijrah ke Poso untuk memenuhi undangan Santoso, pimpinan MIT kala itu.


Dalam kelompok MIT, sosok Qatar dikenal garang dan beringas.


Hal ini seperti diungkapkan Danrem 132/Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf pascainsiden berdarah di Desa Lembantongoa, Kabupaten Sigi, 27 November 2020 lalu.


Saat itu pimpinan MIT lainnya yaitu Ali Kalora mengalami luka tembak akibat kontak senjata di Pegunungan Andole, Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso pada Maret 2021.


Kemudian sejumlah anggota MIT seperti Rukli dan Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang dikabarkan sedang jatuh sakit.


Dengan kondisi itu, mereka sebenarnya ingin menyerahkan diri kepada aparat kepolisian. Namun niat itu urung dilakukan karena Qatar menghalangi mereka dengan ancaman.


"Mereka itu mau menyerah tapi takut kepada Qatar. Karena Qatar mengancam akan membunuh keluarga mereka jika menyerahkan diri," kata Danrem Farid, dikutip Selasa, 25 Mei 2021.


Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jejak Teror MIT Poso Sebelum Ali Kalora Tewas Tertembak

Iklan

               
         
close