![]() |
| Ist |
Kegiatan yang berlangsung di Aula Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Paniai pada 21–22 November 2025 ini merupakan inisiatif Pemerintah Kabupaten Paniai, yang dihadiri langsung oleh Bupati Paniai, Yampit Nawipa, Amd.Tek, serta jajaran pejabat daerah.
Respons Positif Rektor UKI Paulus
Dr. Kristian, yang menjabat sebagai Sekretaris Program Studi Magister Manajemen Pascasarjana UKI Paulus, melaporkan bahwa keikutsertaannya di Paniai telah mendapat restu dan respons positif dari Rektor UKI Paulus, Prof Dr Agus Salim, SH, MH.
![]() |
| Dr Kristian Lambe bersama Bupati Paniai, Papua Tengah |
Tujuan Rektor jelas: memberikan izin untuk membagi pengetahuan dan keterampilan, sekaligus mensosialisasikan dan mempromosikan peran kampus UKI Paulus sebagai mitra pembangunan di Tanah Papua. Keterlibatan ini menunjukkan komitmen universitas dalam menerapkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya di bidang pengabdian masyarakat dan riset kebijakan.
Solusi Akademik: Dari Hulu ke Hilir dengan Data GIS
Dalam paparannya, Dr. Kristian Lambe menyoroti pentingnya pendekatan akademik untuk menyelesaikan masalah sampah yang kompleks. Ia menekankan bahwa kebijakan pengelolaan sampah harus didasarkan pada basis data yang kuat dan ilmiah.
Rekomendasi utamanya adalah:
Pembangunan Database GIS: Paniai harus membangun database persampahan berbasis Geographic Information System (GIS) dengan survei ilmiah sebagai dasar pengambilan keputusan. Hal ini menjamin penetapan target yang realistis sesuai kondisi geografis dan demografis lokal.
Fokus pada Teknologi Tepat Guna: Ia menyarankan agar Paniai memprioritaskan teknologi yang murah, mudah dirawat, dan berbasis kebutuhan lokal, alih-alih mengejar teknologi tinggi yang mahal.
Penguatan SDM dan Kelembagaan: Dr. Kristian mendesak kolaborasi antar dinas (DLH dan Dinas PU) dan mendorong kemitraan berkelanjutan dengan perguruan tinggi untuk pelatihan teknis dan pendampingan daerah.
Regulasi dan Insentif sebagai Pemantik Perubahan
Dr. Kristian juga menyoroti aspek Regulasi Pengelolaan Sampah yang perlu dipertegas, khususnya terkait manajemen sampah rumah tangga, komersial, dan fasilitas umum.
Ia menyarankan insentif bagi rumah tangga yang memilah dan menerapkan 3R, serta menegaskan kewajiban bagi kawasan komersial (toko, restoran) dan fasilitas publik (rumah sakit, puskesmas) untuk menyediakan tempat sampah terpilah.
"Paniai memiliki potensi besar untuk membangun model pengelolaan sampah yang efektif dan mandiri. Yang diperlukan adalah konsistensi, kolaborasi, dan penguatan basis data," tutup Dr. Kristian, menekankan bahwa solusi terbaik adalah yang didukung oleh riset dan komitmen kelembagaan.




