Iklan

Iklan

,

Iklan

A D V E R T I S E M E N T

Wakil Ketua JOIN Sulsel Angkat Bicara Soal Pelecehan Profesi Wartawan di Makassar

Ricdwan Abbas
30 Sep 2021, 21:50 WITA Last Updated 2021-09-30T14:16:39Z
A D V E R T I S E M E N T

Wartawan Senior, Wakil Ketua JOIN Sulsel Syamsiar Syam (gambar: Publikasionline.id
Infokitasulsel.com, Makassar - Wakil Ketua JOIN Sulsel, Syamsiar Syam yang akrab disapa bunda Mano menyoroti kasus dugaan pelecehan profesi wartawan di SMAN 5 Makassar.


Menurutnya, Pelecehan yang dilakukan salah seorang staf SMAN 5 Makassar ini sangat melukai hati seluruh wartawan di Indonesia.


“Saya menghimbau kepada seluruh anggota JOIN terkhusus di Sulsel dan seluruh insan pers di Indonesia agar mengawal kasus ini. Saya harapkan agar kasus ini dibawa ke ranah hukum untuk memberikan efek jera bagi oknum tersebut,” ungkap Mano ketika ditemui di Kantor DPW JOIN Sulsel, Kamis, 30 September 2021.


“Saya juga meminta agar aparat penegak hukum yang menangani kasus pencemaran profesi ini, agar dapat bertindak profesional sesuai tupoksi yang ada,” lanjut wartawati senior yang vokal bersuara ini.


“Kasus dugaan pelecehan profesi ini, semoga menjadikan pelajaran dan efek jera. Agar setiap warga negara di republik ini wajib menghormati dan menghargai profesi orang, setiap orang tidak bisa menghina atau mencela profesi seseorang,” imbuhnya.


“Semoga ini menjadi pelajaran bagi kita semua, baik itu wartawan maupun para sumber berita,” pungkasnya.


Diberitakan sebelumnya

Beredar video berdurasi 2 menit 46 detik, oknum staf SMAN 5 Makassar diduga melecehkan profesi wartawan.


Dalam video tersebut, diduga oknum staf SMAN 5 terlihat beradu argumen dengan sekelompok wartawan. Adapun kronologinya seperti dalam video:


“Edede, tidak takut ja yang begituan” seraya mulai berlalu.


“Saya menghargai, tapi disitu tidak menghargai. Muat saja saya dikoran, tidak apa-apa !”


“Dimana letak tidak menghargainya ?”timpal salah satu wartawan yang berpakaian putih. Lalu dijawab, “Bukan kamu, tapi itu sana, dia bilang tak usah kau peduli itu” sembari mencolek bahu wartawan tersebut.


“Kita ini semua wartawan,” balas dari para wartawan.


“Tapi kamu datang di rumahku,” jawab ibu itu mempertegas.


“Jangan samakan kira dengan yang lain,” timpal wartawan.


“Memang bukan kamu, tapi sayakan bilang tiap hari kamu datang bergantian, datang hari ini lain, besok lain, sama-sama,” ucapnya.


“Kita ini diundang,” jawab wartawan.


“Siapa yang undang kamu !” Balasnya.


“Pihak Polda,” tangkis wartawan.


“Pihak Polda kamu ini toh, jangan kepala sekolah kau buru,” balasnya lagi.


“Kita mau wawancara juga,” jelas salah satu wartawan.


“Jadi kalau tidak ada, apa…apa,” sergahnya.


“Saya yang selalu hadapi wartawan, tidak pulang kalau tidak dikasi amplop, apa namanya itu, apa…apa,” ucapnya lagi.


“Jangan samakan dengan teman-teman yang lain, kita tidak begitu, kita ini diundang jadi kita mau koordinasi dengan pihak sekolah,” bela salah satu wartawan.


“E..dede… muatka saja, saya tidak takut,” tantangnya sembari berjalan.


“Nama ibu siapa ?” Ucap salah satu suara wartawan.


“Tidak usah kau tanya namaku, Becce,” jawabnya lantang..


“Tolong, nama ibu siapa?” Tanya wartawan.


“Kenapa-kenapa kau tanya namaku, nama ku Becce,” ucap ibu tadi mendatangi kamera.


“Kita ini mau ji tanya-tanya,” jawab salah satu wartawan.


“Santai, santai ja saya. Saya kalau suamiku begini, sudah… ,”ucapnya kemudian membelakangi penanya.


“Orangnya Kepsek,” teriak salah satu wartawan.


“Siapa ! Siapa orangnya bu Kepsek, ku kira saya apanya !, pembantunya, apanya !, sorry,” jawabnya tinggi.


“Kenapa mau ki mati,” tanya salah satu suara.


“Mau ka mati, karena saya yang tahu keuangan disini,” jawabnya.


Tiba-tiba dari LSM Perak kemudian berkomentar,” saya dari LSM Perak.”


“Terus kenapa kalau dari LSM Perak ?” Jawabnya.


“Tunggu saya kerjakan disini,” tangkis yang mengaku dari LSM Perak.


“Kerjakan maki, kerjakan maki. Kita mau kerjakan karena tidak dapat ki apa-apa, silahkan !” Tantangnya.


“Kita tidak pernah minta,” balas salah satu suara.


“Memang kita minta, memang kita tidak minta. Tabe, tidak ada itu bilang, minta ka uang ta, tapi tidak mau pulang kalau tidak dikasih amplop,” teriaknya…


“Tidak semuanya begitu, tidak semuanya begitu,” protes para awak media.


Kemudian ibu itu menghampiri pemegang kamera, seraya berkata : “Jangan maki jauh-jauh, kasi besar.”


Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Pembinaan SMA Asqar, SE, M.M ketika dihubungi BugisPos Kamis (30/9/2021) terkait video viral tersebut mengatakan sementara mempelajari kejaadian tersebut.


“Saya tidak melihat kejadian itu, karena setelah saya pulang, baru hal itu terjadi. Saya sebenarnya sangat menyayangkan hal sepertti itu terjadi, tapi saat ini kami masih mempelajari peristiwa itu,” ungkapnya.


“Saya harapkan rekan-rekan dari media, agar cooling down, menahan diri dulu agar ini tidak menjadi panas. Kami tetap akan memeriksa kejadian ini, untuk sementara informasi yang kami terima, oknum tadi adalah salah seorang komite sekolah dan dia cuma anggota biasa. Tapi ini sementara kami telusuri,” pungkasnya.


Hingga berita ini dimuat, Kepala Sekolah SMAN 5 Makassar Hj. A. Nurhayati masih belum bisa dihubungi BugisPos. WAnya tidak dibalas dan teleponnya tidak diangkat.

Iklan

               
         
close