Iklan

Iklan

,

Iklan

A D V E R T I S E M E N T

Marak Kasus Bunuh Diri di Toraja, Ini Tanggapan Dosen Senior Fak. Psikologi UIT Makassar

Redaksi
10 Jan 2021, 22:35 WITA Last Updated 2021-01-11T05:07:05Z
A D V E R T I S E M E N T
Andi Tajuddin, S.Psi., M.Si., M.Kes, Dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Timur Makassar (Ist)

Infokitasulsel.com, Tana Toraja - Kasus Bunuh diri di Toraja kembali terjadi,  dalam 1 tahun terakhir setidaknya 30 kasus bunuh diri di Toraja, diantaranya 14 kasus di Tana Toraja dan 16 Kasus di Toraja Utara.

Sementara di awal tahun ini kembali terjadi 2 kasus bunuh diri, yang merupakan seorang wanita berumur 20 tahun (10/01) dan seorang  laki-laki 20 tahun (11/11).

Hal ini sontak menjadi perbincangan khalayak di Toraja pada khususnya bahkan di Sulawesi Selatan umumnya.

Andi Tajuddin, S.Psi., M.si., M.Kes yang merupakan Dosen senior yang juga mantan Wakil Rektor III dan Dekan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Timur (UIT) Makassar angkat bicara.

Andi Tajuddin menyatakan keprihatinannya mengenai kasus bunuh diri di Toraja. Menurutnya ini bukanlah sesuatu yang lumrah dan tentunya harus di perhatikan dengan baik.

Menurutnya ini sudah menjadi kejadian luar biasa dan para Psikolog sudah harus tanggap masalah ini.

"Respon seseorang terhadap persoalan yang dialami dalam hidupnya sangat tergantung pada kekuatan mentalnya untuk menghadapi berbagai masalahnya.

Kalau yang bersangkutan memiliki mental yang kuat dan sehat,memiliki adaptasi psikologi yang baik, tidak masalah.

Tetapi yang memiliki keterbatasan kemampuan dalam menghadapi atau menyesuaikan diri terhadap berbagai persoalannya, ini yang rentan dan berpotensi menimbulkan berbagai gangguan Psikologis" Kata Andi.

"Apalagi di era Pandemi Covid-19 yang tak kunjung surut ini merupakan salah faktor memicu munculnya berbagai gangguan Mental sesorang.

Peristiwa Bunuh diri yang sering terjadi merupakan kenyataan sosial. Pemicunya boleh jadi karena Depresi, perilaku bullying, khawatir yang berlebihan, atau  merasa hidupnya sudah tidak berarti apa-apa, sehingga berupaya mengakhiri hidupnya dengan cara-cara yang tidak wajar atau disengaja.

Hubungan Asmara dan Hubungan Keluarga yang  tidak sehat sering menjadi  memicu munculnya hambatan psikologis seseorang untuk melakukan adaftasi mental, dan jika hal ini berlarut-larut tidak kunjung selesai menjadi akut dan berpotensi merngarahkan yang bersangkutan mengakhiri hidup dengan cara yang tidak wajar,"Jelasnya.

"Kasus Bunuh diri di Toraja Utara sebanyak 16 Kasus dan Tana Toraja ada 14 Kasus Tahun 2020, merupakan Peristiwa  bunuh diri yang memprihatinkan yang membutuhkan perhatian serius dari semua pihak.

Kejadian dengan jumlah 30 kasus merupakan angka yang cukup tinggi.

Hal ini Minimal beberapa langkah  untuk menghindari munculnya niat seseorang bunuh diri,

- Membangun Komunikasi yang baik dalam lingkungan keluarga dan sekitarnya.

- Mendorong individu yang mengalami masalah secara terbuka dan sukarela mengutarakan setiap masalahnya, dan bagi keluarga lainnya  hindari Perilaku menghakimi, kemudian  perlihatkan perilaku Empati. 

- Tanggap dan Solutif terhadap masalah yang dialami Anggota keluarga.

Secara  Khusus dibutuhkan penanganan secara serius dengan Pemberian Edukasi Kepada Masyarakat tentang pentingnya Kesehatan Mental untuk menghindarkan diri dari perilaku semena-mena terhadap diri sendiri sekaligus menjadi benteng pertahan Mental bagi pribadi.

Pentingnya Sosialisasi Promosi Kesehatan Jiwa/mental kepada Masyarakat di  Toraja Utara dan Tana Toraja menurut Saya sangat perlu untuk dilaksanakan atau ditingkatkan dan dimaksimalkan."Tutupnya.

Iklan

               
         
close