Iklan

Iklan

,

Iklan

A D V E R T I S E M E N T

Astaga, Varian Baru Corona N439K Sudah Masuk Indonesia Sejak November 2020

Redaksi
14 Mar 2021, 21:04 WITA Last Updated 2021-03-31T18:42:53Z
A D V E R T I S E M E N T
Ilustrasi
Infokitasulsel.com, Nasional - Virus Corona varian baru dikabarkan sudah masuk Indonesia.

Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih mengimbau masyarakat untuk mewaspadai adanya mutasi virus corona yang ditemukan di Inggris dan sudah masuk di Indonesia, yaitu N439K.

"Belum lama ini pemerintah mengumumkan varian B.1.1.7 dan di dunia telah terdapat varian baru lagi yang berkembang ditemukan di lnggris yakni N439K," kata Daeng dalam keterangan tertulis, Rabu 10 Maret 2021.

Daeng mengatakan, varian virus corona N439K sudah ditemukan di 30 negara dan lebih "pintar" dari virus corona yang ada sebelumnya.

"Varian N439K ini yang sudah lebih di 30 negara, ternyata lebih smart dari varian sebelumnya karena ikatan terhadap reseptor ACE2 di sel manusia lebih kuat, dan tidak dikenali oleh polyclonal antibody yang terbentuk dari imunitas orang yang pernah terinfeksi," ujarnya.

Kapan varian N439K ini masuk ke Indonesia dan dari mana asalnya?

Dikatakan, Mutasi N439K untuk pertama kali terdeteksi di Skotlandia pada Maret 2020 dan sejak itu, garis keturunan kedua (B.1.258) telah muncul secara independen di negara-negara Eropa lainnya, dimana pada Januari 2021, terdeteksi di lebih dari 30 negara di seluruh dunia.

Prof dr Amin Soebandrio PhD selaku Ketua Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Institute menyampaikan, bahwa varian baru virus corona N439K sudah memasuki Indonesia sejak tahun 2020 lalu.

"Bukan baru sekali (varian N439K ini), tapi sudah ditemukan, sudah ada sejak November 2020 lalu," kata Amin kepada Kompas.com, Sabtu 13 Maret 2021 

Dijelaskan Prof Amin bahwa varian N439K ini terdeteksi oleh para peneliti Indonesia saat melakukan genome sequencing atau pengurutan genom virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

"Ada 48 isolate di antara 537 genom yang baru diketahui (di Indonesia)," ujarnya.

Sebagai informasi, para peneliti sekuensing genom ini pada dasarnya akan meneliti sampel partisipan yang sudah dua kali terkena atau terinfeksi Covid-19, untuk mencari tahu apakah pasien ini terinfeksi varian baru dari mutasi virus SARS-CoV-2 ataukah memang hanya terinfeksi virus yang tidak termutasi.

Sumber : Kompas.com

Iklan

               
         
close