Uji coba rudal hipersonik Amerika Serikat mitra Rayteon |
Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA), dalam sebuah pernyataan hari Senin, 27 September, mengatakan uji coba oleh Angkatan Udara dan Raytheon, berlangsung pekan lalu.
"Ini membawa kami selangkah lebih dekat untuk mentransisikan HAWC ke program yang menawarkan kemampuan generasi berikutnya untuk militer AS," ungkap Andrew Knoedler, Manajer Program HAWC, seperti dikutip Reuters Selasa, 28 September 2021.
Senjata hipersonik HAWC dikatakan mampu melesat dengan kecepatan lebih dari lima kali kecepatan suara, atau sekitar 6.200 kilometer per jam.
Rudal yang dibuat oleh Raytheon Technologies ini dilepaskan dari pesawat beberapa detik sebelum mesin scramjet (supersonic combustion ramjet) menyala.
Rudal yang dibuat oleh Raytheon Technologies ini dilepaskan dari pesawat beberapa detik sebelum mesin scramjet (supersonic combustion ramjet) menyala.
Pada 2019, Raytheon bekerja sama dengan Northrop Grumman untuk mengembangkan dan memproduksi mesin untuk senjata hipersonik.
Teknologi mesin scramjet buatan Northrop ini adalah kunci dari penerbangan berkelanjutan kecepatan hipersonik.
Dan Olson, Vice President Divisi Sistem Senjata Northrop Grumman, mengakui, butuh waktu puluhan tahun serta teknik manufaktur yang maju untuk mewujudkan hal ini.
Wes Kremer, President Unit Bisnis Rudal & Pertahanan Raytheon, mengatakan, Pentagon telah mengidentifikasi senjata hipersonik dan kemampuan kontra-hipersonik sebagai prioritas teknis tertinggi untuk keamanan negara.
"Amerika Serikat, dan sekutu kita, harus memiliki kemampuan untuk menghalangi penggunaan senjata ini dan kemampuan untuk mengalahkannya," kata Kremer.
DARPA menjelaskan, HAWC bisa beroperasi secara optimal di atmosfer yang kaya oksigen. Di kondisi itu, kecepatan dan kemampuan manuver HAWC menjadi sulit untuk dideteksi secara tepat waktu.
HAWC bisa menyerang target jauh lebih cepat daripada rudal subsonik dan memiliki energi kinetik yang signifikan bahkan tanpa bahan peledak tinggi.