Victor Datuan Batara (Ist) |
Infokitasulsel.com, Tana Toraja - Mirisnya Kisah hidup Ritwan, remaja 15 tahun di Masanda, Tana Toraja telah menggugah empati banyak kalangan. Salah satunya Ketua Golkar Tana Toraja yang juga mantan Wakil Bupati Tator Victor Datuan Batara.
Victor menyatakan keinginan untuk menjadi ayah angkat Ritwan. Ia mengaku siap menyekolahkan remaja malang itu hingga lulus SMA.
Hal itu disampaikan langsung oleh Victor kepada Infokitasulsel.com melalui pesan WhatsApp, Selasa, 20 Juni 2023 pagi.
"Adek Ridwan jika berkenan mau tinggal dengan saya di Buntu Kurin, saya sekolahkan di SMK Andika mebali yang berjarak 900m dari rumah dan biaya saya tanggung," tulis VDB yang juga mantan Kapolres Tana Toraja.
"Saya biayai sampai dia tamat SMK dek," jelasnya.
Victor mengaku sangat tersentuh dengan perjuangannya yang rela jadi kuli bangunan demi tetap sekolah.
Kisah hidup Ritwan ini sempat viral di sejumlah media sosial dan grup grup WA. Dalam tulisan itu Ritwan berkisah tentang perjuangannya sejak ditinggal pergi orang tuanya.
"Itu yang bikin terenyuh. Dia anak yang gigih. Sejak usia 4 tahun sudah ditinggal pergi orangtuanya. Dia berjuang sendiri dan cari makan sendiri demi tetap sekolah," ujar Victor.
Menurutnya, Ritwan adalah cermin anak muda yang mandiri. Bagi Victor, anak anak seperti ini perlu mendapat perhatian sebab mereka punya keinginan untuk berubah.
"Ritwan patut menjadi contoh bagi generasi kita. Dia anak yang tak kenal menyerah. Dan berani berdiri di atas kaki sendiri. Saya salut. Makanya saya ingin jadi ayah angkatnya," imbuh Victor.
Sebelumnya, Ritwan (15), remaja asal Tana Toraja mengisahkan perjalanan hidupnya kepada media. Ia ditinggal orang tuanya sejak masih berusia 4 tahun. Demi tetap sekolah, Ritwan rela jadi kuli bangunan hingga menggembala kerbau milik orang.
"Dari kecil saya nda pernah ketemu orang tua. Saya ditinggal sejak masih kecil. Saya dititip sama keluarga. Saya tidak tahu orang tua saya di mana. Orang bilang mereka pergi merantau," tutur Ritwan, disadur dari PedomanMedia.
Ritwan baru saja lulus di SMPN 1 Masanda Tator. Ia belum tahu apakah akan melanjutkan pendidikan ke SMA atau tidak.
Ia menuturkan, masih beruntung bisa sekolah sampai lulus SMP. Selama ini Ritwan harus membiayai sekolahnya sendiri.
"Saya tinggal sama tante saya di kampung Ratteadan, Lembang Paku. Saya bangun jam 03 subuh kemudian saya berangkat dari rumah ke sekolah sekitar jam 04 subuh karena saya tidak punya kendaraan dan tidak punya uang untuk sewa ojek," tutur Ritwan.
Maklumlah, tante tempatnya menumpang juga hidup pas-pasan. Ritwan menuturkan, demi menyambung hidup ia terpaksa bekerja serabutan.
Kadang ia membawa rumput untuk makan kerbau orang. Terkadang juga, di hari libur ia jadi kuli bangunan.
"Kalau hari libur biasa saya pergi bantu-bantu orang jadi kuli bangunan. Biasa juga saya pergi bawakan orang rumput. Dari situ saya dapat upah. Biasanya saya tabung untuk beli seragam sekolah. Sebagian lagi untuk makan," ungkap Ritwan.
Saat ini Ritwan tinggal dengan saudara neneknya. Dia jadi pengembala kerbau di sana.
"Saya juga pusing ini mau lanjut sekolah tapi biaya tidak ada. Makanya saya di sini bantu-bantu saudaranya nenek saya. Saya punya nenek jadi pengembala kerbau sempat dia bisa bantu saya untuk bisa lanjut sekolah," ucap Ritwan.
Ritwan mengaku sempat dapat bantuan Program Keluarga Harapan. Namun belakangan ada masalah dengan data dirinya, sehingga ia dicoret dari daftar penerima.
"Saya ada kartu PKH namun ada masalah. Saya tidak tahu apa tapi katanya nama saya ada yang beda di ijazah dengan akte kelahiran dan mungkin juga di kartu itu. Sehingga saya tidak bisa dapat. Kemudian pak guru juga suruh saya perbaiki tapi saya tidak tahu mau perbaiki di mana. Soalnya orang tua saya sudah lama tidak ada di sini. Saya tidak tahu mereka di mana," terang Ritwan.