Iklan

Iklan

,

Iklan

A D V E R T I S E M E N T

Berani! Kepala Cabang BFI Finance Tana Toraja Ini Sepelekan Instruksi Presiden RI

Redaksi
7 Jul 2020, 10:23 WITA Last Updated 2020-07-07T08:18:01Z
A D V E R T I S E M E N T
Kacab BFI Tator (Foto: Ist)
Infokitasulsel.com, Tator - Meskipun hanya selevel pimpinan cabang perusahaan di daerah, Komang Sugianto, Kepala Cabang BFI Finance Tana Toraja, ternyata berani.

Dengan angkuhnya ia nyatakan sikap 'cuek' dengan Instruksi Presiden RI, Ir. Jokowi, soal Relaksasi Perkreditan Rakyat untuk non perbankan,  khususnya kendaraan roda dua dan roda empat.

"Saya tidak rugi soal perkreditan nasabah Axelle. Kalau ada yang menunggak cicilan saya tarik," kata Komang kepada Media usai sidang sebagai saksi di Pengadilan Negeri Makale terkait kendaraan yang menunggak dalam kasus nasabah Axelle, Senin (6/7). Dikutip dari Airterkini.com.

Lihat Juga
Pelaku Penghinaan dan Pengancaman Petugas di Torut di Ringkus Tim Resmob Polda Sulsel

Komang dengan tegas menyatakan, tidak peduli dengan instruksi presiden soal relaksasi. Menurutnya, dia tetap berpegang pada aturan dan hukum yang berlaku di pembiayaan. BFI punya hak untuk menarik kendaraan dari nasabah yang menunggak.

Saat ditanya awak media ini, soal penarikan kendaraan, Komang mengaku penarikan kendaraan dari nasabah dilakukan tidak perlu lewat persidangan. "Itu sudah ada aturannya. Tidak perlu lewat persidangan." kilahnya. Namun Komang tidak menyebut dan menjelaskan aturan dimaksud.

Kacab Mandala Finance Makale

Sementara Kepala Cabang Mandala Finance Makale, Doni, justru lebih berhati-hati. Ia  menjawab pertanyaan wartawan dengan cool atau dingin dan sopan terkait pemanggilan dirinya sebagai saksi di persidangan. Kapasitasnya hadir juga terkait jaminan nasabah kendaraan yang selama ini menunggak akibat Axelle.

"Kendaraan roda dua yang paling banyak menunggak sekitar 700 unit. Sudah ada 200 unit yang mereka kembalikan dan tetap membayar cicilan," ungkap Doni seraya menyebut pihaknya merugi sekitar Rp31 miliar.

"Kalau dihitung sama pokoknya sekitar 31 miliar kerugian kami. Rilnya 11 miliar kerugian,'' jelas Doni. (*/Dika)

Iklan

               
         
close