Ist |
Infokitasulsel.com, Tana Toraja - Pasca debat kandidat tahap II usai di laksanakan di hotel grand metro permai, Kapolres Tana Toraja AKBP. Sarly Sollu, SIK, MH, memimpin langsung upaya pencegahan kerumunan yang terjadi di depan kantor Bupati Tana Toraja. Selasa 1 November 2020.
Dengan mengendarai motor trail milik personil BKO Brimob, AKBP. Sarly Sollu menuju ke titik terjadinya kemacetan yang diakibatkan oleh membeludaknya simpatisan paslon Al-John usai debat.
Di ikuti oleh, unit Resmob, Personil Brimob dan sejumlah personil Polres Tana Toraja, AKBP. Sarly Sollu, SIK, MH, mencapai titik kemacetan yang bertempat di depan kantor Bupati Tana Toraja, Jl. Nusantara.
Upaya himbauan sudah sedari awal dilakukan oleh Kapolres Tana Toraja, sejak dari depan SPBU Mandetek, AKBP
Sarly Sollu, SIK, MH, telah menghimbau para pendukung ini untuk tidak berkerumun dan tidak melakukan iring iringan kendaraan.
Namun detik demi detik simpatisan semakin membeludak, Saat dikonfirmasi ke tim Paslon Al-John mengenai pengerahan massa, Wakil Ketua Garda Muda Al-John menjawab,
"Tidak ada pengerahan massa, simpatisan datang dengan sendirinya saya juga kaget kenapa bisa begitu banyak tiba-tiba ingin melakukan penjemputan dan iring-iringan di kota makale, ini mungkin karena kerinduan masyarakat Tana Toraja untuk perubahan yang lebih baik", kata Silas.
Setelah melalui komunikasi yang alot, akhirnya para simpatisan membubarkan diri kembali ke rumah dan Posko masing-masing.
"Kita lakukan upaya ini untuk mencegah terjadinya penyebaran covid -19, kami harus hentikan, pasca debat kandidat tidak boleh di sertai dengan arak arakan atapun iring - iringan dari pendukung paslon, tugas kami Polres Tana Toraja adalah mengamankan jalannya debat kandidat tahap ke II, dan memastikan penerapan Protokoler Kesehatan wajib terpenuhi saat dan pasca debat, termasuk menghentikan iring iringan orang atau kendaraan pasca debat kandidat berlangsung " Tegas Sarly Sollu saat di konfirmasi.
Sementara itu, ditempat berbeda juga Sebelumnya dilakukan pembubaran kepada simpatisan Theza dan Nivi dengan jumlah massa yang lebih sedikit, namun diduga berpotensi membuat situasi kurang kondusif.
Alhasil, debat kandidat berjalan tanpa disertai dengan iringan dari pendukung masing masing paslon, berjalan dengan kondusif dari awal debat berlangsung hingga usai.