Iklan

Iklan

,

Iklan

A D V E R T I S E M E N T

Pray For Salupao Lamasi Timur, Desa Porak-poranda Puluhan Rumah Disapu Badai

Redaksi
16 Feb 2021, 02:08 WITA Last Updated 2021-02-16T12:02:50Z
A D V E R T I S E M E N T
Nampak rumah rata dengan tanah akibat angin tornado
 

Infokitasulsel.com, Luwu - Kabar duka melanda Kawasan Lamasi Timur, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.


Angin kencang mengakibatkan puluhan rumah rata dengan tanah, begitu juga pepohonan, tiang listrik serta kandang ayam warga, Senin, 15 Februari 2021.


Berdasarkan info yang beredar dibagikan di media sosial Facebook dan WhatsApp, dipantau Infokitasulsel.com,  mengabarkan peristiwa tersebut, terjadi sekira pukul 14.00 WITA.



Dalam tayangan video, salah satu warga Desa yang terdampak di Desa Salupao, Kecamatan Lamasi Timur yang dibagikan banyak di media sosial nampak puluhan rumah yang roboh diterjang angin tornado.


Informasi yang dihimpun, sedikitnya dua warga terluka akibat tertimpa pohon, dikabarkan pula satu orang meninggal dunia atas nama Rianto (36) dalam kejadian tersebut, ditambah tujuh rumah rata dengan tanah dan puluhan lagi mengalami rusak ringan.



Dari laman situs Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG pada status Senin petang, 15 Februari 2021 pukul 23.00 WITA malam ini menunjukkan, hembusan angin di wilayah itu hanya berkisar 10 Km per Jam. Cuaca diperkirakan akan turun hujan ringan dan kelembaban 85 persen, serta suhu udara berkisar 28 derajat Celcius.


Angka ini menurut Pengamat Cuaca dari BMKG, Hary Tirto Djatmiko, adalah angka yang sebenarnya tidak terlalu besar atau masih dalam batas normal.


Hanya saja, kata dia, pergerakan angin puting beliung ini sulit diprediksi.


Masih cukup normal, tetapi angin puting beliung atau tornado atau angin bohorok ini kisarannya, jika terjadi rata-rata cukup tinggi, biasanya diatas 63 Km per jam. Warga di sana sebaiknya waspada jika melihat gejala atau fenomena alam yang lain dari biasanya, katanya.


Ia pun menyebut beberapa ciri-ciri fenomena alam yang patut diwaspadai.


Seperti diketahui, akibat terjangan angin puting beliung di beberapa kawasan di Lamasi Timur, membuat 66 warga porak poranda, belasan orang luka dan 1 orang tewas warga Desa Salupao Lamasi Timur.


Angin Puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 63 km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum 5 menit.


Orang awam menyebut angin puting beliung adalah angin Leysus, di daerah Sumatera disebut Angin Bohorok dan masih ada sebutan lainnya.


Angin jenis lain dengan ukuran lebih besar yang ada di Amerika yaitu Tornado mempunyai kecepatan sampai 320 km/jam dan berdiameter 500 meter.


Angin puting beliung sering terjadi pada siang hari atau sore hari pada musim pancaroba.


Angin ini dapat menghancurkan apa saja yang diterjangnya, karena dengan pusarannya benda yang terlewati terangkat dan terlempar.


Gejala Awal Puting Beliung


-Udara terasa panas dan gerah (sumuk).
-Di langit tampak ada pertumbuhan awan Cumulus (awan putih bergerombol yang berlapis-lapis).
-Diantara awan tersebut ada satu jenis awan mempunyai batas tepinya sangat jelas bewarna abu-abu menjulang tinggi yang secara visual seperti bunga kol.
-Awan tiba-tiba berubah warna dari berwarna putih menjadi berwarna hitam pekat (awan Cumulonimbus).
-Ranting pohon dan daun bergoyang cepat karena tertiup angin disertai angin kencang sudah menjelang.
-Durasi fase pembentukan awan, hingga fase awan punah berlangsung paling lama sekitar 1 jam. Karena itulah, masyarakat agar tetap waspada selama periode ini.

Karakteristik Puting Beliung

Puting berliung merupakan dampak ikutan awan Cumulonimbus (Cb) yang biasa tumbuh selama periode musim hujan, tetapi tidak semua pertumbuhan awan CB akan menimbulkan angin puting beliung.

-Kehadirannya belum dapat diprediksi.
-Terjadi secara tiba-tiba (5-10 menit) pada area skala sangat lokal.
-Pusaran puting beliung mirip belalai gajah/selang vacuum cleaner.
-Jika kejadiannya berlangsung lama, lintasannya membentuk jalur kerusakan.
-Lebih sering terjadi pada siang hari dan lebih banyak di daerah dataran rendah.

Iklan

               
         
close