Iklan

Iklan

,

Iklan

A D V E R T I S E M E N T

Kodong, Krisis Bak Neraka! Ini Cara Warga Lebanon Bertahan Hidup

Redaksi
11 Jul 2021, 10:50 WITA Last Updated 2021-07-11T02:51:55Z
A D V E R T I S E M E N T
Ist
Infokitasulsel.com, Internasional - Miris, ini cara warga Lebanon bertahan hidup di tengah krisis bak neraka! Seperti negara-negara yang terimbas krisis lantaran pandemi Covid-19 lainnya, Lebanon juga tengah menghadapi krisis nasional yang sangat parah. Pasalnya, Lebanon tengah berjuang untuk tetap survival atau bertahan hidup di tengah kondisi krisis ekonomi negaranya. Saking parahnya, situasi krisis ekonomi di Lebanon disebut bagai neraka oleh warganya sendiri.

Berbagai cara tengah diupayakan agar seluruh warga negara dapat bertahan di tengah keterpurukan itu. Berikut beberapa cara yang dilakukan warga Lebanon agar bertahan dari keterpurukan:

Di Lebanon, komunal militer, khususnya para tentara harus putar otak cari cara membayar biaya sewa helikopter. Salah satu cara yang dilakukan yaitu menyediakan jasa sewa helikopter yang mereka miliki.

"Perang yang kami hadapi adalah ekonomi dan oleh karena itu membutuhkan cara yang tidak konvensional… dan ide yang kami miliki adalah melakukan tur helikopter," beber Juru Bicara Militer Lebanon, Kolonel Hassan Barakat, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu 10 Juli 2021.

Lebih lanjut, paket yang ditawarkan dari jasa sewa helikopter itu di antaranya perjalanan 15 menit dengan helikopter pelatihan tentara Robinson R44 berharga 150 dolar AS.

Para warga negara Lebanon mulai menghemat penggunaan air. Terlebih, setelah perusahaan air setempat meminta masyarakat mengurangi konsumsi mereka seminimal mungkin setelah terpaksa menutup pompa air dan stasiun distribusi lantaran kekurangan pasokan listrik. Perusahaan Air Lebanon Utara mengumumkan ini sebagai keadaan darurat tingkat tinggi.

Wanita di Lebanon juga saat ini kesulitan membeli pembalut sebagai kebutuhannya setiap bulan. Krisis ekonomi di sana membuat barang semakin langka dan harga melonjak drastis.

Pada 2019, satu paket pembalut dibanderol 3.000-4.000 pound Lebanon atau sekitar Rp 28.860 hingga Rp 38.480. Saat ini pula, harga pembalut yang sama sudah mencapai 13.000 pound atau sekitar Rp 125 ribu, bahkan dilaporkan ada yang dibanderol 32.000 pound atau sekitar Rp 307 ribu.

Dengan melonjaknya harga pembalut di Lebanon, seorang wanita bernama Sherine, kepada Reuters mengatakan, tidak mampu lagi membeli pembalut. Jadi setiap bulan ia terpaksa membuatnya sendiri dari popok bayi atau kain lap.

"Dengan semua kenaikan harga dan rasa frustrasi karena tidak bisa mengatur, saya lebih baik berhenti menstruasi sama sekali," terang wanita berusia 28 tahun itu sambil menyeka air mata yang mengalir di pipinya.

Sekadar diketahui, Lebanon saat ini mengalami salah satu depresi terdalam dalam sejarah modern. Mata uang Lebanon telah kehilangan lebih 90 persen nilainya dalam waktu kurang dari dua tahun dan lebih dari setengah populasi telah tenggelam dalam kemiskinan.

Pada bulan lalu, Komandan Angkatan Darat Jenderal Joseph Aoun memperingatkan krisis ini disebabkan korupsi puluhan tahun dan pemborosan dalam pemerintahan. Selain itu, situasi politik dan perang sipil serta penumpukan utang juga disebut-sebut sebagai salah satu faktor krisis ekonomi di Lebanon.

Sumber: Terkini.id

Iklan

               
         
close